"Jujurlah sayang, aku tak mengapa
Biar semua jelas tak berbeda
Jika nanti aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati"
Aku kecewa tapi aku harus belajar dewasa menyikapi masalah hari ini dengan tidak menangis...dengan tidak protes...dengan tidak bertanya...dengan tidak curhat ke siapapun...dengan tidak berteriak di depannya. Rasanya hari ini aku ingin berjanji pada diriku sendiri untuk tidak lagi membuka hape miliknya apapun alasannya.
Kalau boleh jujur, sebenarnya aku bukan orang yang cemburuan. Aku tidak mempermasalahkan dia mau bergaul dengan siapapun baik wanita ataupun pria. Aku tidak ingin mengekangnya. Pada awalnya...
Dengan karakter dia yang dari awal selalu minta dikabari, selalu telpon, selalu cemburuan, membatasi pergaulanku, membatasi sosial media yang boleh aku gunakan akhirnya aku pun seperti dia. Karena pada awalnya aku hanya ingin dia merasakan seperti apa rasanya dikekang, seperti apa rasanya dicurigai dan seperti apa rasanya diawasi. Tapi nampaknya dia menikmati keadaan ini. Okelah, tak masalah bagiku. Asalkan dia juga bisa menerima keadaan seperti yang dia lakukan padaku.
Dia membatasi pergaulanku, hanya dengan wanita aku boleh berinteraksi oke aku terima. Hanya sosial media dengan akun jualan yang boleh aku gunakan, oke aku terima. Memberi kabar ke manapun aku pergi, oke aku terima. Dan salahkah jika aku menuntut yang sama?
Hari ini aku merasakan perasaan antara marah, kecewa, sedih dan tentunya terluka. Beberapa waktu yang lalu dia menengok teman SMA-nya yang sakit. Tanpa aku. Dia berangkat pagi tanpa kabar. Ya sudah mungkin temu kangen sama teman-teman lama. Waktu aku tanya siapa saja yang datang. Jawabnya singkat, cuma berempat. Dan selebihnya dia membahas penyakit temannya.
Hari ini aku merasakan perasaan antara marah, kecewa, sedih dan tentunya terluka. Saat tidak sengaja ku buka hapenya. Ada satu grup WA dia dan teman-temannya dan ada banyak teman wanita di sana. Bohong jika tidak curiga! Bohong jika tidak marah! Bohong jika tidak kecewa! Bohong jika tidak sedih! Bohong jika tidak terluka! Kenapa? Karena dia berbohong! Kenapa dia tidak jujur saat ku tanya dengan siapa saja dia pergi? Kenapa dia tidak jujur saat ku tanya kenapa seharian tidak ada kabar? Kenapa dia tidak bisa berbuat adil dengan dirinya sendiri seperti saat dia membatasi pergaulanku...seperti saat dia marah melihat kontak hapeku yang sebenarnya tidak ada apa-apanya...seperti saat dia melarangku untuk kontak dengan teman lama khususnya pria. Kenapa dia tidak bisa adil dengan dirinya sendiri? Aku berusaha memenuhi semua keinginannya untuk membatasi pergaulanku, menutup semua sosial media dengan akun asliku, tidak menyimpan nomor teman-teman lamaku dan tidak berinteraksi dengan mereka DEMI MENJAGA PERASAANNYA. TAPI APA YANG TELAH AKU KETAHUI HARI INI SUNGGUH SANGAT MENYAKITIKU.
Hebatnya aku hari ini. Aku sama sekali tidak protes. Aku tidak bertanya. Aku tidak menangis ataupun berteriak di depannya. Aku hanya berubah sikap. Karena aku ingin dia sadar kalau apa yang dia lakukan dan kebohongan yang telah dia sembunyikan itu menyakitkan.
Dan yang aku lakukan adalah mengganti wallpaper kedua hapeku yang awalnya kumpulan foto kami berdua. Karena apa? Karena aku tidak ingin terlalu menunjukan kemesraan yang nyatanya penuh kebohongan. Tidak lagi ingin terlalu mencintainya. Karena sangat menyakitkan ketika tahu cinta yang dia berikan itu kebohongan. Tidak lagi ingin terlalu berharap dia bisa adil kepada dirinya sendiri seperti yang dia lakukan padaku karena percuma. Bohong ya bohong, semanis apapun ditutup-tutupi. Masih tidak bisa percaya, orang yang sangat dekat...yang nantinya menjadi pasanganku...yang nantinya hidup denganku...malah jadi orang yang paling menyakitiku.
Aku tidak peduli jika suatu saat nanti dia membaca postinganku. Aku benar-benar telah marah, kecewa, sedih dan terluka karena dia.
0 komentar on "Aku Kecewa Tapi Aku Harus Dewasa"
Posting Komentar