Sekalipun ini bukanlah blog pertamaku tapi aku berharap semoga blog ini bisa menjadi bagian dalam hidupku dan menjadi saksi bisu tentang perjalanan hidupku.Mungkin bagi banyak orang aku bukanlah siapa-siapa tapi aku berharap bagi beberapa orang - sekalipun itu cuma satu orang saja - aku bisa berarti dalam hidupnya.\(´▽`)/

Sabtu, 28 September 2013

Kemesraan Antara Aku, Silvi dan Mie Instan

Diposting oleh S. C. N. Intan Paramitha di 9/28/2013 12:00:00 AM
Berhubung malam ini nggak bisa tidur padahal nggak ada niatan buat begadang maka dengan semangat 45 aku memutuskan untuk memposting cerita di awal kuliahku . Mendadak pengen posting tentang kehidupan "makan". Masih ingat betul, rasanya baru kemarin masuk kuliah tapi sekarang sudah jadi sarjana.

Kebetulan nggak ada satupun di antara aku, Silvi, Fera dan Lena yang asli Semarang. Silvi dari Batang, Fera dari Bandung dan Lena dari Ungaran. Otomatis kami nggak tahu tempat mana-mana saja yang jual makanan layak makan. Singkat cerita, kenalah kami sama salah satu penjual di dekat kampus. Sebut saja namanya Si Mak . Mak ini ibu tua tapi nggak tua-tua banget juga, yang hidup dan jualan sendiri di dekat kampus. Warungnya juga jadi tempat tinggalnya. Anaknya cuma satu dan tinggal di kampung sama neneknya sedangkan suaminya pergi kabur sama pembantunya. Kasihan...

Si Mak ini ngasih paketan makan ke kami (anak asrama) : 180ribu sebulan makan 3x . Wow, siapa yang nolak secara di Semarang sekali makan saja minimal 5rb. Lumayan murah kan? Tapi sayang makanan di sini nggak bersih. Aku pernah nemuin uget-uget di minumanku pas makan sama Silvi di situ. Hebatnya, Silvi dapat 2 ekor lalat segede jempol. Dan beberapa pengalaman menegangkan lainnya yang akhirnya membuat aku, Silvi, Fera dan Lena memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dengan Si Mak. Meski sebenarnya nggak tega tapi harus gimana lagi demi kesehatan perut . Masa iya makan begituan terus. Nah, berhubung sudah nggak langganan makan aku sama Silvi nyari-nyari warung makan baru dan ketemulah kami di warung dekat Kampus Citarum namanya Mak Udang. Eh nggak tahu ding namanya tapi karena udang di warung ini gede-gede makanya aku nyebut Mak Udang. Murah harga makanan di sini. Enak juga rasanya dan yang pasti nggak bikin sakit perut. Fiuh, sayangnya aku harus dadah ria sama ibu ini setelah Big Bos memindahkan tugas asistensiku ke kampus pusat.

Ngomong-ngomong soal makanan aku jadi ingat berbungkus-bungkus mie instan yang aku simpan sama Silvi. Nggak terhitung banyaknya mungkin . Gila, awal kuliah itu adalah awal-awal hidup mandiri layaknya anak pramuka yang lagi belajar kemah dan jauh dari orang tua. Tiap akhir bulan aku sama Silvi pasti kompakan buat nyetok mie instan. Untung kami nggak langsung mati mengingat hampir tiap hari kami makan mie.

0 komentar on "Kemesraan Antara Aku, Silvi dan Mie Instan"

Posting Komentar

Sering Nyasar Dimari

 

Praise The Lord Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez