Sekalipun ini bukanlah blog pertamaku tapi aku berharap semoga blog ini bisa menjadi bagian dalam hidupku dan menjadi saksi bisu tentang perjalanan hidupku.Mungkin bagi banyak orang aku bukanlah siapa-siapa tapi aku berharap bagi beberapa orang - sekalipun itu cuma satu orang saja - aku bisa berarti dalam hidupnya.\(´▽`)/

Kamis, 26 September 2013

Aku Bukan (Lagi) Bebanmu

Diposting oleh S. C. N. Intan Paramitha di 9/26/2013 11:49:00 PM
Masih ingat betul peristiwa wow waktu itu. Empat tahun lalu kira-kira beberapa bulan setelah kita lulus SMA orang tuamu datang ke rumah - bersamamu tentunya - dan menyampaikan niat baik meminangku menjadi istrimu. Jawaban orang tuakupun sangat klise waktu itu : biarkan aku menyelesaikan pendidikanku hingga perguruan tinggi setelah itu bekerja dan baru menikah. Aku cukup terharu, bingung, merasa wah dan takut waktu itu. Terharu karena kedua orang tuamu menganggapku selayaknya anak mereka sendiri . Ayahmu bahkan memintaku untuk berkuliah di kota kita. Ibumu menciumiku ketika aku memutuskan untuk tetap pergi. Sejujurnya aku cukup bingung dengan keadaan kita waktu itu. Aku menginginkan hal yang sama sepertimu tapi aku juga harus menuruti kemauan orang tuaku.

Waktupun terus berjalan. Kita menjalani aktivitas masing-masing di kota masing-masing. Kamupun mulai mengenal banyak teman. Aku masih ingat betul gimana nangisnya kamu waktu aku pergi...berapa kali dalam sehari kamu menelponku...berapa sms yang kamu kirimkan. Nah, hebatnya semenjak kamu kuliah semua kebiasaan itu hilang sudah dan kita tenggelam dalam aktivitas kita . Aku yang dulu...yang ketika kamu berteriak di depanku akan otomatis menangis...yang penurut layaknya istri kepada suaminya...yang cuma bisa diam sekalipun marah ataupun cemburu...lambat laun akupun berubah. Mungkin bukan hanya aku tapi kita berdua . Lingkungan, teman dan juga kamulah yang mengubahku. Karena waktumu yang jarang ada untukku dan aktivitas kita yang selalu bertabrakan, wajar jika komunikasi kitapun menjadi jarang.

Mungkin karena alasan itulah aku menolak permintaan kedua orang tuamu di tahun ketiga masa kuliahku . Lagi-lagi aku merasa wah dan terharu ketika orang tuamu menanyai hubungan kita. Bahkan kedua orang tuamu berencana membelikan kita sepasang cincin pertunangan. Cincin pemikat yang menandakan kita ini pasangan. Bukannya aku mempermainkan hubungan kita. Bukan pula karena aku hanya ingin main-main. Sejujurnya aku ragu. Aku ragu tentang perasaanku . Dibilang sayang, iya aku sayang. Dibilang cinta, aku pasti cinta. Tapi aku ragu tentang perasaanku yang terus saja berbohong di depanmu. Seberat apapun masalahku aku cuma diam dan menutupi seolah aku bahagia. Kamu tahu kenapa? Karena kamu selalu mengatakan : "Jangan jadi bebanku!" . Berkali-kali kamu mengatakan kata itu. Karena itulah, semua permasalahan yang aku alami kamu nggak pernah tahu.

Sekarangpun ketika kamu bertanya "gimana kerjaanmu" aku hanya tersenyum serasa berkata "baik-baik saja" . Awalnya memang aku sedikit sakit hati dengan ucapanmu tapi lambat laun aku mengambil hal positif dari perkataanmu. Perkataanmu membuat belajar mandiri untuk tetap tegar menghadapi masalah yang berat sekalipun. Perkataanmu membuatku menebalkan topeng di depan banyak orang sekalipun aku memiliki masalah. Perkataanmu membuatku berpikir untuk nggak jadi bebanmu.

0 komentar on "Aku Bukan (Lagi) Bebanmu"

Posting Komentar

Sering Nyasar Dimari

 

Praise The Lord Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez