Bersyukur punya mertua yang dua-duanya perhatian. Bedo banget karo anake π.
Kemarin dari rumah sakit akhirnya jam 9 malam. Mampir dulu ke rumah mertua sampai jam setengah 10 malam.
π΅ : Piye mau preksone?
π§ : Sehat mak, niki wau diprekso malah bobok dedeke.
π΄ : Kowe ki lagi hamil anak pertama disudo sing lincak-lincak rasah playon. Nek mlaku alon-alon wae. Ojo pencilakaan koyo wingi.
π§ : Nggeh pak. ( Dan berpikir sangat keras, aku wingi ngopo yo π. Apakah aku sehina itu di mata mertuaku, apakah aku pencilakaan π΅. )
Pas pulangnya nanya ke si mamas, curhat dari hati ke hati berharap lega dengan perasaan yang berkecambuk. Hayaaah...
π§ : Mas aku kok iseh kepikiran kata-katane pake mau ya? Opo aku pencilakaan to? Ketoke aku mlakune biasa. Mosok aku mlakune ndadak koyo mboke ( simbah ) mas?
π¨ : Yo mungkin kuwi efek awakmu sing segede paus dadi angger mlaku sikile napak lantai sampai muni bluk bluk bluk ngono dek.
π§ : ----- Hening -----
Jadi pelajaran & hikmah yang terjadi adalah jangan menanyakan apapun yang membuatmu baper pada suamimu karena akan membuatmu semakin baper π΄π΄π΄.
Selasa, 17 Oktober 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sering Nyasar Dimari
-
Akhirnya kesampaian juga makan di sini setelah Hendry mengatakan kalau dia pengen nyoba menu baru di beberapa tempat . Lagaknya macam orang ...
-
Kini ku tahu bila cinta tak bertumpu pada status Semua orang tahu bila kita sepasang kekasih Namun status tak menjamin cinta Kini ku tahu...
-
Well, sebenarnya sudah dari dulu pengen ke mari lantaran Bu Rina pernah pamer. Tapi baru kesampaian sekarang. Agak syok juga sama tempatnya...
-
Hawa THR yang masih hangat membawa kami melangkah ke mari. Berhubung baru pertama kemari pesanlah kami sesuai kata-kata si Embak Kasir pizza...
0 komentar on "Cerita Indah Antara Aku dan Ikan Paus"
Posting Komentar