Hai dears...
Aku lagi galau hari ini. Bimbang antara resign atau tetap bertahan.
Ada beberapa hal yang membuatku ingin berhenti dari pekerjaan ini. Memang aku sering "mengeluh" sama Mbak Pris tapi bukan berarti karena aku ingin "diketeki". Segala hal yang menurutku berat, aku pasti cerita. Karena Mbak Sisca pernah memberiku nasihat : "Sebelum keluar segala unek-unekmu ceritakan ke Mbak Pris atau Pak Enrico jadi waktu kamu keluar mereka nggak kaget".
Well...hal terberat yang memaksaku berhenti dari pekerjaan ini adalah sistem. Banyak kebijaksanaan yang bagiku rancu. Aku memang hanyalah seorang admin. Aku bukan kepala ataupun orang penting di kantor. Tapi aku ingin suaraku juga didengarkan.
Pekerjaanku sendiri meliputi order dan retur. Yang menjadi masalahku adalah aku selalu ditekan dari pihak manapun agar mengerjakannya secara cepat. Padahal keduanya mempunyai prosedur yang berbeda.
Setiap pagi aku selalu menerima order dari sales dan memberikannya ke Bu Ning yang merupakan admin bagian nota. Selesai dari order, aku mengerjakan retur. Nah, retur inilah yang lama. Aku harus mengecek warna dan barcodenya per item. Bayangkan jika ada segunung retur? Butuh berapa waktu lamanya?
Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu Selo Mas retur 5 dos politur vernis kupu. Barangnya sih tergolong rusak. Bisa saja aku nggak ngecek dan asal pukul rata. Tapi yang ku lakukan adalah tetap melaksanakan prosedur. Satu dos politur vernis kupu isinya 12 kaleng. Kalau 5 dos berarti 60 kaleng. Aku harus mengecek warna dan barcode dari 60 kaleng tersebut. Nah, itu baru 1 toko. Faktanya, sehari bisa 2-3 toko. Jujur, aku merasa lelah dengan pekerjaan ini di mana returnya bukan semakin berkurang tapi berkembang setiap bulannya. Kenapa itu bisa terjadi? Karena kebijaksanaan dari Kepala Bagianku bahwa retur adalah bentuk jasa atau pelayanan yang kita berikan kepada toko karena sudah lama bekerja sama. Huft...bayangkan retur sendiri September lalu 1,6 ton. Oktober kemarin 1,9 ton. Dan November 3 ton. Hebatnya masih ada wacana 20 dos politur vernis kupu dan 20 dos cat kayu yang belum diambil dengan kata lain masih di toko. Yang paling menyebalkan adalah ketika harus mengecek cat kayu. Di samping warnanya yang banyak, ukurannya pun banyak. Pengen nangis Gusti...
Untuk order sendiri, kendalaku di bagian tunai dan limit. Dulu waktu Mbak Eni atau Mbak Putri mereka bisa langsung menaikan paflon tokonya. Karena apa? Karena mereka nggak mengerjakan retur. Jujur, aku nggak sempat. Aku selalu dikejar retur. Keduanya harus dikerjakan secara cepat.
Duh, Gusti...berikan hamba jawaban.
Pengennya sih Februari besok tapi belum tahu juga. Yang pasti Mbak Pris akan marah besar.
Minggu, 06 Desember 2015
Saya Galau Saya Galau Saya Galau Maaa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sering Nyasar Dimari
-
Akhirnya kesampaian juga makan di sini setelah Hendry mengatakan kalau dia pengen nyoba menu baru di beberapa tempat . Lagaknya macam orang ...
-
Kini ku tahu bila cinta tak bertumpu pada status Semua orang tahu bila kita sepasang kekasih Namun status tak menjamin cinta Kini ku tahu...
-
Well, sebenarnya sudah dari dulu pengen ke mari lantaran Bu Rina pernah pamer. Tapi baru kesampaian sekarang. Agak syok juga sama tempatnya...
-
Hawa THR yang masih hangat membawa kami melangkah ke mari. Berhubung baru pertama kemari pesanlah kami sesuai kata-kata si Embak Kasir pizza...
0 komentar on "Saya Galau Saya Galau Saya Galau Maaa"
Posting Komentar