Kemarin nggak tahu kenapa aku ngerasa bosen banget di asrama, makanya sepulang kuliah aku ngajakin Silvi keluar cari angin. Yah, biar nggak suntuk. Pengennya sih sepeda-sepedaan saja di sekitar komplek tapi akhirnya ke warnet juga. Nah, waktu pulang dari warnet itulah kejadian tragis ini menimpaku . Aku diboncengin Silvi lantaran badannya lebih gede dari aku tapi memang benar sih dia kan bongsor. Tapi sialnya Silvi itu grogian orangnya. Pas sampai di tikungan mau ke arah asrama kita papasan sama Ari (cowoknya Fera). Nah, diapun grogi. Alhasil buat ngindari motornya si Ari Silvipun belok ke arah kaktus di bebatuan dan gubraaaaaaaaaak........aku jatuh sakit banget.
Fiuh, aku tahan-tahan buat nggak nangis . Habisnya aku malu sama Ari. Apalagi aku kan sudah gede masa gitu saja nangis. Yah, lecet-lecet sampai berdarah gitulah. Lutut aku dua-duanya nyium batu, tangan kiri ngebelai kaktus, pundak aku sandaran mesra sama kaktus daaaaaaan masih juga ketiban sepeda.
Huff sial banget aku hari ini. Sampai sekarang juga sakitnya masih kerasa . Buat jalan juga pincang. Tapi nggak apa-apalah aku dapat hikmah dari semua kejadian ini . Yang pertama, aku nggak boleh sering-sering ke warnet karena itu boros (nggak nyambung ya) Yang kedua, aku bisa berbaikan sama cowoknya Fera karena sebelumnya hubungan aku sama dia memang agak nggak enak. Well,buntut anjing yang terpendam nggak boleh dikorek-korek lagi kan . Tapi yang jelas aku bisa pulang dengan selamat.
Nah, lanjut dari cerita di atas. Pulangnya aku nggak berani bonceng Silvi lagi . Akhirnya aku memilih jalan kaki saja, humph sambil nangis . Aku sms "ayam" berharap dia bakal perhatian. Huff tapi nyatanya nggak. Aku keseeeeeel banget . Ya sudah aku matiin saja hp sampai sekarang . Kesal sih tapi aku juga mikir kok : Cowok nggak cuma dia. Masih ada di luar sana yang mungkin juga jodohku.
Fiuh, aku tahan-tahan buat nggak nangis . Habisnya aku malu sama Ari. Apalagi aku kan sudah gede masa gitu saja nangis. Yah, lecet-lecet sampai berdarah gitulah. Lutut aku dua-duanya nyium batu, tangan kiri ngebelai kaktus, pundak aku sandaran mesra sama kaktus daaaaaaan masih juga ketiban sepeda.
Huff sial banget aku hari ini. Sampai sekarang juga sakitnya masih kerasa . Buat jalan juga pincang. Tapi nggak apa-apalah aku dapat hikmah dari semua kejadian ini . Yang pertama, aku nggak boleh sering-sering ke warnet karena itu boros (nggak nyambung ya) Yang kedua, aku bisa berbaikan sama cowoknya Fera karena sebelumnya hubungan aku sama dia memang agak nggak enak. Well,buntut anjing yang terpendam nggak boleh dikorek-korek lagi kan . Tapi yang jelas aku bisa pulang dengan selamat.
Nah, lanjut dari cerita di atas. Pulangnya aku nggak berani bonceng Silvi lagi . Akhirnya aku memilih jalan kaki saja, humph sambil nangis . Aku sms "ayam" berharap dia bakal perhatian. Huff tapi nyatanya nggak. Aku keseeeeeel banget . Ya sudah aku matiin saja hp sampai sekarang . Kesal sih tapi aku juga mikir kok : Cowok nggak cuma dia. Masih ada di luar sana yang mungkin juga jodohku.
0 komentar on "Aku Jatuh dari Sepeda"
Posting Komentar