Selasa, 04 April 2017
Antara Benci dan Karma
Ada kalanya penampilan luar itu lebih penting dibanding penampilan yang di dalam. Beberapa orang bahkan berasumsi yang terlihat agamis itu jauh lebih baik ketimbang yang biasa-biasa saja tanpa melihat sisi koin lainnya. Jadi jangan heran, kalau orang yang sudah dicap "tidak baik" sebaik apapun dia mengatakan kejujuran akan sedikit orang yang simpati. Beberapa tahun yang lalu, mungkin apa yang saya lakukan pun demikian. Baik sebagian orang yang tidak mengerti permasalahan yang sebenarnya terjadi akan memandang sebelah mata. Tapi lain cerita, bagi mereka yang benar-benar tahu akar permasalahannya. Dan pengunduran diri saat itu bukan hal memalukan bagi saya. Tapi suatu kelegaan karena pada akhirnya saya bisa terlepas dari pelecehan verbal yang beliau lakukan. Selama 1th sebelum memutuskan pergi mereka yang tidak tahu apa pun hanya bisa menilai "sakit jiwa". Hanya bisa memaki tapi tidak bisa mengayomi. Mungkin penyakit kecil di hati ini tidak akan pernah hilang karena selalu teringat. Saya hanya bisa mendoakan mereka yang berbuat jahat, setiap ucapan dan perlakukan itu tidak akan berbalik kepada anak perempuan mereka suatu saat nanti. Kalaupun itu terjadi berarti Tuhan memang Maha Adil. Dan karma itu ada, Bapak.
Langganan:
Postingan (Atom)
Sering Nyasar Dimari
-
Akhirnya kesampaian juga makan di sini setelah Hendry mengatakan kalau dia pengen nyoba menu baru di beberapa tempat . Lagaknya macam orang ...
-
Kini ku tahu bila cinta tak bertumpu pada status Semua orang tahu bila kita sepasang kekasih Namun status tak menjamin cinta Kini ku tahu...
-
Well, sebenarnya sudah dari dulu pengen ke mari lantaran Bu Rina pernah pamer. Tapi baru kesampaian sekarang. Agak syok juga sama tempatnya...
-
Hawa THR yang masih hangat membawa kami melangkah ke mari. Berhubung baru pertama kemari pesanlah kami sesuai kata-kata si Embak Kasir pizza...